Sabtu, 20 Februari 2016

Puskesmas Tebet Terapkan Rekam Medik Elekronik

Puskesmas Kecamatan Tebet menerapkan prosedur pelayanan kesehatan rekam medik elektronik dengan menggunakan aplikasi berbasis Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA).
" Proses rekam medik elektronik menyimpan data dan informasi proses input pemeriksaan fisik, pemeriksaan dokter, cetak obat di apotik, rujukan ke poli lain atau rumah sakit lain"
Sistem yang dibuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan agar efektif dan efisien.
Kasubag TU Puskesmas Kecamatan Tebet, Min Yuniar mengatakan, rekam medik elektronik ini sangat membantu dokter dan petugas kesehatan dalam mengakses informasi pasien untuk pengambilan keputusan klinis. Di dalam rekam medik ditampilkan daftar pasien yang berobat, detail informasi data pasien dan histori rekam medik pasien.
"Proses rekam medik elektronik menyimpan data dan informasi proses input pemeriksaan fisik, pemeriksaan dokter, cetak obat di apotik, rujukan ke poli lain atau rumah sakit lain," katanya, Sabtu (20/2).

Puskesmas Tebet Terapkan Rekam Medik Elekronik
Yuniar menuturkan, sistem aplikasi SIKDA juga bermanfaat untuk mempercepat respon time proses pendaftaran, pelayanan kesehatan, pengiriman resep obat sampai ke apotik, dan persiapan pemberian obat.
"Puskesmas Kecamatan Tebet menjadi yang terbaik dengan selisih nilai cukup banyak dengan puskemas kelurahan. Karena puskemas ini sudah menggunakan aplikasi SIKDA sejak bulan April 2015," jelasnya.
Ia menambahkan, sistem aplikasi SIKDA, menciptakan prosedur pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan berkualitas.
"Sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan," tandasnya.
Sekedar diketahui, rekam medik elektronik bermanfaat sebagai gudang penyimpanan informasi secara elektronik mengenai status kesehatan dan layanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya.
Bagi calon pasien pengguna smartphone Android, dapat mengunduh terlebih dahulu aplikasi 'Pendaftaran Pasien Puskesmas Kecamatan Tebet' di Google Play, kemudian mendaftarkan diri secara online, lalu mengikuti petunjuknya.

Sumber :

Kasus DBD di Jakarta Selatan Tertinggi

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman serius bagi warga Jakarta. Bagaimana tidak, sejak Januari hingga Juni 2015, tercatat sebanyak 3.423 kasus demam berdarah terjadi di ibu kota.
" Dari tahun ke tahun, kasus DBD di wilayah Jakarta Selatan selalu tinggi. Bahkan, hingga Juni ini sudah ada 834 kasus dan tertinggi di ibu kota"
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, Jakarta Selatan menduduki peringkat tertinggi dengan 834 kasus. Disusul Jakarta Barat 810 kasus, Jakarta Timur 765 kasus, Jakarta Utara 617 kasus, dan Jakarta Pusat 318 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan, Jakarta Selatan merupakan wilayah yang warganya paling banyak terjangkit penyakit demam berdarah.
"Dari tahun ke tahun, kasus DBD di wilayah Jakarta Selatan selalu tinggi. Bahkan, hingga Juni ini sudah ada 834 kasus dan tertinggi di ibu kota," ujar Koesmedi, Selasa (16/6).
Fenomena lain penyakit DBD pada tahun ini yakni menyerang kawasan elite di Jakarta seperti Kelapa Gading yang selama 1,5 bulan menjadi wilayah tertinggi DBD di Jakarta Utara. "Kelapa Gading mencatatkan angka tertinggi. Jumlahnya naik mencapai 186 kasus sejak April hingga Mei kemarin," jelas Koesmedi.
Untuk mencegah meluasnya penyakit ini, Koesmedi mengaku tengah menggencarkan sosialisasi terkait bahaya DBD di kawasan elite tersebut dengan masuk ke kompleks-kompleks perumahan, mal, gedung sekolah, dan perkantoran swasta.
"Sosialisasi lagi kita tingkatkan di Kelapa Gading dengan memberikan penyuluhan bahaya dan cara mencegah DBD," ungkapnya.